Tim Kecil

Oleh: Erizal

Perdananews Aceh — Lawannya tentu saja tim besar. Tim besar adalah tim yang besar. Berarti, tim kecil adalah tim yang kecil. Hanya beberapa orang. Sifatnya perwakilan. Mengefektifkan, memperdalam, persoalan yang tak bisa dibahas di tim besar.

Karena itu, tim kecil terdiri atas orang-orang pilihan. Bukan orang-orang sembarangan. Ia duta, jubir, perwakilan, dari segala kepentingan tim besar. Ia mewakili, tapi dalam keputusan strategis tentu tak bisa memutuskan sendiri.

Itulah kelemahannya. Ia tak pegang stempel. Tak bisa semau-maunya. Terlihat gagah, tapi sebetulnya tak punya kuasa apa-apa. Sifatnya menyerap segala pembahasan, informasi, dan melaporkan. Keputusan? Bukan di tangan dia.

Merekomendasikan? Tentu bisa. Mana yang paling menguntungkan. Menguntungkan tim besar, bukan dirinya sendiri. Ia wajah depan, etalase. Wajah belakang, siapa tahu. Tim besar tak hanya punya satu kelompok, kepentingan.

Dengan demikian, tim kecil ini selain pintu masuk, sebetulnya juga pintu keluar. Pintu masuk karena semua berawal dari dia. Pintu keluar, karena kalau ada perubahan mendasar, tim besar bisa saja balik badan, lepas tangan.

Bahkan, dalam hal-hal tertentu, bisa dijadikan tumbal, bila ada kepentingan-kepentingan besar dan mendasar dari tim besar yang harus diselamatkan. Apalagi berkaitan kepentingan politik praktis yang ujung-pangkalnya kabur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *